Sepenggal Kisah Seorang Anak Broken Home…
teringat 16 tahun silam, seorang anak
perempuan kecil dipaksa melihat adegan yang sungguh mengerikan, yah
pertengkaran orang tuanya. teringat di malam itu dia sedang
asik bermain boneka, sang ibu sedang menonton televisi sedangkan sang ayah ntahlah dia tak ingat kemana ayahnya selama ini, yang dia tau saat dia menanyakan keberadaan sang ayah sang ibu langsung menyuruhnya pergi kerumah nenek dan bertemu sang ayah, sehingga bocah berumur 4 tahun itu tidak menganggap ada sesuatu yang serius antara kedua orang tuanya. namun malam itu malam yang membuat traumatik bagi sang bocah, dia ingat malam itu ayahnya mengedor pintu minta dibukakan, tiba2 sang ibu datang dan langsung berteriak-teriak. saat itu dia tidak jelas mendengar apa yang diteriakkan, karena dia senang ayahnya pulang namun tiba-tiba dia juga keherannan melihat aksi yang dilakukan sang ibu. saat itu sang nenek yang membukakan pintu rumah, jelas sekali bocah itu langsung berlari menyambut sang ayah, namun ayahnya tidak langsung memeluknya dia menjawab apa yang sang ibu teriakkan, dan akhirnya terjadlah pertengkaran itu. sang bocah 4 tahun itu dipaksa melihat adegan yang sangat membuatnya bingung, sedih, dan bertanya-tanya. sambil berlari dia memegang boneka mengikuti alur sang ayah dan ibunya. dan saat itu dia menangis ketika melihat sang ayah yang menghalangi sang ibu untuk menusukkan gunting ke perutnya sendiri, bocah itu berteriak-teriak sampai ada seseorang yang mengambilnya saat itu, terlambat memang bocah itu sudah terlanjur melihat banyak adegan yang sangat terpetakan jelas di setiap hari-harinya. hari dimana terus ingin bocah itu lupakan namun tidak bisa karena itu adalah adegan yang benar2 pertama kali dirasakan olehnya.
asik bermain boneka, sang ibu sedang menonton televisi sedangkan sang ayah ntahlah dia tak ingat kemana ayahnya selama ini, yang dia tau saat dia menanyakan keberadaan sang ayah sang ibu langsung menyuruhnya pergi kerumah nenek dan bertemu sang ayah, sehingga bocah berumur 4 tahun itu tidak menganggap ada sesuatu yang serius antara kedua orang tuanya. namun malam itu malam yang membuat traumatik bagi sang bocah, dia ingat malam itu ayahnya mengedor pintu minta dibukakan, tiba2 sang ibu datang dan langsung berteriak-teriak. saat itu dia tidak jelas mendengar apa yang diteriakkan, karena dia senang ayahnya pulang namun tiba-tiba dia juga keherannan melihat aksi yang dilakukan sang ibu. saat itu sang nenek yang membukakan pintu rumah, jelas sekali bocah itu langsung berlari menyambut sang ayah, namun ayahnya tidak langsung memeluknya dia menjawab apa yang sang ibu teriakkan, dan akhirnya terjadlah pertengkaran itu. sang bocah 4 tahun itu dipaksa melihat adegan yang sangat membuatnya bingung, sedih, dan bertanya-tanya. sambil berlari dia memegang boneka mengikuti alur sang ayah dan ibunya. dan saat itu dia menangis ketika melihat sang ayah yang menghalangi sang ibu untuk menusukkan gunting ke perutnya sendiri, bocah itu berteriak-teriak sampai ada seseorang yang mengambilnya saat itu, terlambat memang bocah itu sudah terlanjur melihat banyak adegan yang sangat terpetakan jelas di setiap hari-harinya. hari dimana terus ingin bocah itu lupakan namun tidak bisa karena itu adalah adegan yang benar2 pertama kali dirasakan olehnya.
hari-hari setelah itu sang ibu
mengajaknya ke suatu tempat, seperti perkantoran, namun sang bocah tidak
tau kantor apa itu, dia hanya menemani sang ibu saat itu, ibu yang
sangat dia sayangi, sesekali dia bertanya dimana sang ayah dan tidak
dijawab oleh ibunya dan bocah itu kembali diam.
bulan-bulan setelah itu tiba-tiba dia
diberitahu bahwa ayahnya harus bekerja di tempat yang sangat jauh,
BATAM, sebuah kota yang menjadi tujuan sang ayah, bocah yang tidak
mengerti apa-apa itupun hanya mengiyakan kepergian sang ayah tanpa tahu
sebenarnya sejak saat itu dia tidak bisa merasakan kasih sayang sang
ayah.
tahun-tahun setelah itu, tepatnya 13
tahun setelah itu, bocah ini sudah berada di sma, mendapati teman-teman
baru, tak ada masalah sebelumnya tentang absennya sang ayah didalam
hidupnya, namun bocah ini menjadi pemikir bahwa ada sesuatu yang kurang
dalam dirinya, dia mencari, berpikir, merenung, mencoba mengetahui apa
yang terjadi, dan dia ingat malam itu dan baru dia sadari bahwa saat itu
orang tuanya memutuskan untuk bercetrerai, bahwa saat di perkantoran
itu adalah sebuah pengadilan tempat orang tuanya bercerai, dan dia baru
menyadari karakter yang ada pada dirinya sangat rapuh karena hidup
tanpa didikan sang ayah. dia sadar bahwa dirinya berbeda, kadang dia
bertanya kenap harus bercerai kepada sang ibu, kadang dia menyesali
mengiyakan kepergian ayahnya, kadang dia menyesali bahwa dia telah
mengantar ibunya ke pengadilan dulu, coba saat itu dia sudah mengerti
tentang ini mungkin dia akan menentang sekuat tenaga, mungkin dia tidak
akan merelakan keputusan orang tuanya ini. karena sesungguhnya tidak
enak menjadi anak seorang single parent. dimana-mana orang tua itu ada
dua, dan dua2nya yang menentukan pembentukan sifat sang anak.
yah bocah itu sekarang telah menempuh
kehidupan perkuliahannya, bocah itu hanya bisa mengikhlaskan apa yang
terjadi walau kadang sangat sulit menerina….
sangat sulit masa2 kecilku dulu, disaat
anak-anak lain merasakan kasih sayang kedua orangtuanya aku harus
melihat pertengkaran, disaat anak-anak lain belajar mengaji dengan sang
mama, membaca oleh sang ayah, berekreasi bersama, aku tidak kawan, ibuku
harus bekerja untuk menghidupi aku dan kakau karena kiriman uang ayahku
tidak mencukupi, aku belajar baca oleh orang yang menumpang dirumahku
dulu bukan oleh orang tuaku, aku belajar ngaji dipengajian-pengajian,
dan aku jarang berekreasi. oleh karena itu kalian yang mempunyai orang
tua yang utuh jagalah mereka, kasihi dan berbaktilah, dan kalian yang
bernasib sama denganku terimalah dengan lapang, wlau itu sulit tetap
sayangi mereka dan yakinlah bahwa keputusan mereka dulu memang keputusan
yang terbaik.
mah,yah aku sangat sayang sama kalian dan
sebenernya aku selalu mengharapkan hal yang ga mungkin terjadi yaitu
kalian bisa balikan lagi, tapi aku sadar itu ga mungkin. tapi sulit dan
sangat berat untuk menjalani hal ini. aku ingin ayah dan aku ingin
mamah. aku ingin kalian..